Volume Sampah ke TPA Penujah Terus Berkurang

Struktur Organisasi

Jumlah sampah yang dibawa oleh masyarakat dari Kabupaten Tegal ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Penujah terus menurun menjadi 400 ton per hari. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tegal, Joko Kurnianto, menyampaikan hal ini saat memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2024 di Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Jalingkos di Desa Penusupan, Kecamatan Pangkah.

Pada tahun 2021, rata-rata 609 ton sampah dibawa ke TPA Penujah setiap hari. Namun, volume ini menurun menjadi 516 ton per hari pada tahun 2022 dan kemudian berkurang lagi menjadi 400 ton per hari pada tahun 2023. Ini menunjukkan adanya peningkatan dalam manajemen sampah yang lebih efektif selama beberapa tahun terakhir.

Gerakan Merdeka Sampah telah menjadi faktor penting dalam menurunkan volume sampah yang dihasilkan. Melalui upaya ini, komunitas dan pemerintah desa telah meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab mereka dalam mengelola sampah di lingkungan sekitar.

Joko mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Tegal sedang berusaha keras untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. Ini juga sejalan dengan Pasal 16 dari Peraturan Bupati Tegal Nomor 48 Tahun 2019 yang membatasi penggunaan plastik dan styrofoam di pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan bahkan pasar rakyat.

Joko berharap agar peringatan Hari Pembersihan Sampah Nasional ini tidak hanya seremoni belaka. Kita harus diingat bahwa tidak ada kata berhenti saat kita berusaha mengurangi sampah, terutama sampah plastik.

Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal, Muchtar Mawardi, ada empat krisis yang sedang dan akan dialami oleh masyarakat. Salah satunya adalah krisis air bersih yang diperkirakan akan berdampak luas mulai tahun 2025. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim global yang terjadi saat ini.

Ada beberapa krisis yang sedang dihadapi Indonesia saat ini. Yang pertama adalah penurunan kualitas air dan lingkungan karena limbah yang tidak terkelola dengan baik. Kedua, krisis sampah yang semakin parah akibat tingginya jumlah penduduk serta kurangnya kesadaran dalam pengelolaan sampah. Ketiga, banyak lahan terbuka yang digunakan untuk pembangunan seperti lahan pertanian dan hutan yang dibuat menjadi permukiman dan industri. Dan keempat, krisis kebencanaan yang telah meningkat karena dampak dari ketiga krisis tersebut.

Kegiatan merayakan HPSN 2024 di Kabupaten Tegal telah dimulai sejak tanggal 21 Februari 2024 dengan diselenggarakannya pelatihan daur ulang sampah di Desa Penusupan, Kecamatan Pangkah. Selanjutnya, berturut-turut dilakukan aksi pentahelik bersih-bersih Taman Bungah di Kota Slawi pada tanggal 23 Februari 2024 yang mencakup kegiatan seperti senam pagi, moci bareng, dan penukaran sampah dengan bibit tanaman. Pada saat yang sama, pelajar juga ikut serta dalam aksi membersihkan sampah di Purwahamba Indah.

Klimaks acara ini adalah peresmian TPS3R Jalingkos Slawi dan pembukaan kantor sekretariat yang diadakan pada tanggal 28 Februari 2024, yang juga ditandai dengan penanaman pohon jambu air, kelengkeng, alpukat dan tabebuya di hutan kota. Ini adalah upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan dan memperkuat komunitas lokal.

“Hari ini, kami senang mengumumkan peluncuran penggunaan mesin pemotong sampah baru. Dengan kapasitas hingga 8 hingga 10 ton per hari, harapannya adalah dapat mengurangi penggunaan TPS eks Pasar Hewan Curug Pangkah. Meskipun masih ada beberapa sampah yang harus dibawa ke TPA, namun volumenya akan berkurang secara signifikan,” kata Muchtar.

Acara Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2024 adalah kesempatan yang penting dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Kami mengharapkan partisipasi dan usaha sungguh-sungguh dari seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung sistem pengelolaan sampah terpadu. Sampah dapat menjadi bencana, tetapi juga dapat menjadi komoditas yang menguntungkan jika dikelola dengan benar.

Menurut Muchtar, program Desa Merdeka Sampah telah membantu sejumlah desa dalam mengelola dan mengolah sampah secara mandiri melalui konsep TPS3R. Beberapa desa di Kabupaten Tegal yang mencolok dengan pengelolaan sampahnya adalah Desa Kertasari di Kecamatan Warureja dan Desa Lebaksiu Kidul di Kecamatan Lebaksiu.

“Di Indonesia, sudah saatnya beralih ke zero waste dan zero emission dalam pengelolaan sampah. Artinya, pada tahun 2030, TPA tidak lagi boleh beroperasi. Kita harus segera memulai langkah-langkah untuk mencapainya,” kata dia.

Konsep zero emission berfokus pada upaya untuk membatasi semua kegiatan pengelolaan sampah yang menghasilkan emisi karbon. Ini bertujuan untuk mencegah karbon terserap di bumi atau dilepaskan ke lapisan atmosfer, yang dapat memicu gas rumah kaca dan menyebabkan pemanasan global.

Acara Peringatan HPSN 2024 diakhiri dengan pemberian penghargaan kepada 10 desa terbaik yang telah berhasil dalam program Desa Merdeka Sampah. Desa Kertasari, Lebaksiu Kidul, Dermasandi, Bogares Kidul, Penusupan, Srengseng, Sumingkir, Penarukan, Mangunraren dan Kalisoka adalah desa-desa yang layak mendapat apresiasi atas prestasi mereka.